(Surakarta, 27/03). Dalam rangka membantu meningkatkan kompetensi Dokter Umum dalam penanganan kegawatdaruratan dalam kasus ortopedi, RS. Ortopedi Prof.Dr.R. Soeharso Surakarta menyelenggarakan Seminar Sehari dan Workshop Emergency in Orthopaedi periode 3 pada Sabtu, 25 Maret 2017 pk. 07.30 WIB di Ruang Auditorium lantai 3.
Acara dibuka dengan Sambutan Direktur Utama dan Ketua Panitia Kegiatan. Direktur Utama, dr. Pamudji Utomo, SpOT (K) dalam sambutannya menyampaikan bahwa penanganan emergency merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Dokter Umum dengan tujuan untuk mencegah kecacatan. RS. Ortopedi Prof.Dr.R. Soeharso Surakarta sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional, Tipe A Khusus dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan mempunyai tanggung jawab dalam peningkatan kompetensi baik dokter umum maupun dokter spesialis lainnya. Ketua Panitia, dr. Tito Sumarwoto, SpOT (K) mengungkapkan pula bahwa kasus emergency merupakan kasus yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga perlu adanya suatu dasar ilmu dalam pelaksanaannya. Pada tahun 2016, telah terlaksana seminar dan workshop Emergency in Orthopaedic 1 & 2, sedangkan di tahun 2017 ini adalah yang seminar yang ke-3 sebagai suatu rangkaian di bidang pelayanan dan pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi sejawat. Keberhasilan dalam penanganan cedera khususnya kasus emergency di bidang ortopedi tidak hanya tergantung di lini atas atau PPK 3, namun juga merupakan kontribusi dari dokter keluarga atau PPK tingkat 1.
Pada acara kali ini Panitia membagi menjadi 2 (dua) kegiatan, Seminar Sehari/Symposium dan Workshop. Pada seminar senilai 3 (tiga) SKP, mengangkat 4 (empat) tema utama yaitu Penanganan Open Fraktur/patah tulang terbuka, Dislokasi & Compartment Syndrome, Traumatik Amputasi dan Emergency Spine. Dilanjutkan dengan workshop mengenai Finger Tip Injury, Primary Survey Trauma, Casting & Bandaging pada Lower & Upper Extremity serta Teknik Penjahitan Tendon dan Vaskuler. Acara yang dikuti oleh 40 (empatpuluh) peserta dari Dokter Umum baik dari Semarang, Jakarta, Malang dan Kalimantan Tengah ini diharapkan dapat menjadi jembatan ilmu untuk menangani cedera pada kasus gawat darurat di bidang ortopedi.